the beauty behind the island of flores

Nama flores itu sendiri berasal dari bahasa portugis yaitu “cabo de flores “ yang berarti “tanjung bunga”.  Sebuah studi yang cukup mendalam oleh Orinbao (1969) mengungkapkan bahwa nama asli sebenarnya pulau flores adalah nusa nipa (pulau ular). kenapa disebut dengan pulau ular? karena pulau flores sendiri bentuknya seperti ular sehingga disebut sebagai pulau ular yang dari sudut antropologi, istilah ini lebih bermanfaat karena mengandung berbagai makna filosofis, cultural, dan ritual masyarakat flores.
pulau flores terletak di wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur. untuk Indonesia pulau ini tergolong kecil dengan memiliki delapan suku yaitu: sikka, manggarai, ngada, nagekeo, ende, lio, riung, larantuka. Perbedaan kebudayaan antara sub-suku-bangsa Riung, Ngada, Nagekeo, Ende, Lio dan Sikka tidaklah amat besar. Tetapi, Perbedaan antara kelompok sub-suku-bangsa tersebut dengan orang Manggarai termasuk besar. Seperti halnya dari segi bentuk fisik, ada satu perbedaan yang mencolok. Penduduk Flores mulai dari orang-orang Riung makin ke Timur menunjukkan lebih banyak cirri-ciri Melanesia, seperti penduduk Papua, sedangkan orang Manggarai lebih banyak menunjukkan ciri-ciri Mongoloid-Melayu. Adapun sub-suku-bangsa Larantuka berbeda dari yang lain. Hal ini dikarenakan mereka lebih tercampur dengan mendapat pengaruh unsur-unsur kebudayaan dari lain-lain suku-bangsa Indonesia yang datang dan bercampur di kota Larantuka.
Pulau Flores juga tersimpan banyak destinasi wisata alam diantaranya sebagai berikut:

Danau Kelimutu



Kelimutu terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru. sekitar 66 km dari kota Ende dan 83 kilometer dari Maumere tepatnya di puncak Taman Nasional Kelimutu. Danau Kelimutu ini memiliki keunikan tersendiri, danaunya memiliki tiga warna yang berbeda anda bisa melihatnya sendiri ketika mengunjungi danau ini.


Labuan Bajo 
 

Labuan Bajo merupakan salah satu desa dari sembilan desa dan kelurahan yang berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Desa ini juga merupakan sebuah kelurahan sekaligus ibu kota dari Kecamatan Komodo. Saat ini, wilayah tersebut sudah dikembangkan menjadi Kota Labuan Bajo.
Wisata Labuan Bajo Flores tidak hanya populer dengan Taman Nasional Komodo saja, masih ada banyak obyek wisata yang menaik yang memiliki daya tarik tersendiri misalnya: gua batu cermin, pink beach, pulau padar, pulau bidadari dan lain sebagainya.


Kampung Adat Bena

Di Flores terdapat sebuah kampung unik yang masih alami. Di kampung ini kamu akan berasa kembali pada zaman batu. Penasaran?
Kampung adat ini terletak sekitar 18 Km dari Kota Bajawa, Kabupaten Ngada. Kampung ini seperti tidak tersentuh oleh perkembangan zaman. Masyarakatnya masih menjaga tradisi leluhurnya sejak ribuan tahun yang lalu. Berada di kaki Gunung Inerie dan dikelilingi oleh pepohonan, membuat udara di kampung ini sejuk dan segar. Terdapat sekitar 45 rumah di kampung ini dengan 9 suku yang berbeda. Diantaranya suku Dizi, Dizi Azi, Wahto, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khopa, Ago dan suku Bena sendiri. Suku-suku ini hidup dengan damai dengan pertalian saudara yang sangat kuat. Bisa dilihat dari kegiatan bersama seperti gotong royong dalam pembangunan rumah dan acara adat.Nah, sob buat kamu yang mau ke flores jangan lupa kunjungi tempat-tempat tadi ya. Tapi jangan salah ya guys sebenarnya di Flores itu masih banyak tempat wisata alam lainnya salah satu contoh nya pada video berikut ini:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Milik UMM

Alasan Memilih UMM